DMI Kota Bandung : “Masjid Berdaya, Umat Sejahtera”
Senin, 26 Muharram 1429 H/4 Februari 2008
Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bandung –salah satu Ormas yang diberi amanah untuk mengkoordinir Masjid-masjid yang ada diwilayahnya- periode …. dibawah kepemimpinan Drs. KH. Buchori Muslim melantik 300 Pengurus Cabang (PC) DMI tingkat Kecamatan.
Selain itu pada saat yang sama dicanangkan program pembentukan koperasi syariah berbasis masjid dan pembentukan ‘Majlis Ta’lim Bina Bandung Bermartabat’ bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bandung.
Menurut Drs. KH. Buchori Muslim “Tujuan digagasnya koperasi syariah berbasis masjid adalah untuk mengembalikan fungsi Masjid seperti pada zaman Rasulullah yang memberdayakan masjid sebagai pusat pengembangan ekonomi, oleh karena itu koperasi syariah dibentuk guna menggerakan ekonomi kerakyatan dengan basis masjid, selain itu kopsyah ini juga ditujukan untuk memerangi praktik rentenir yang hingga kini semakin menjamur dan menyentuh jamaah Masjid”, menurut beliau ide ini juga digagas bersama oleh Bapak H. Dada Rosada, M.Si, Prof. Dr. H. M. Maman Abdurrahman (Ketua BAZ Kota Bandung), H. Maman Suparman, SH, M.Si (Ketua DKM Masjid Agung Al-Ukhuwah) dan Dr. KH. Miftah Faridl (Ketua MUI Kota Bandung).
Selanjutnya koperasi syariah akan dibina secara berkelanjutan oleh Dr. Ir. H. Arsyad Ahmad, M.Pd bersama tim dari Klinik Konsultasi Bisnis (KKB), DMI Kota Bandung dan MUI Kota Bandung. Menurut beliau “Untuk bisa menyelesaikan masalah ekonomi umat tidak hanya cukup membentuk kopsyah, yang paling penting adalah pembinaan dan pemberdayaannya secara berkelanjutannya”, dari puluhan masjid yang telah beliau datangi hampir 100% masjid yang menjawab “tidak pernah mendapat pencerahan seputar ekonomi apalagi ekonomi syariah”.
Oleh karena itu Beliau dan Helma Agustiawan, S.MB (manajer KKB) akan mengoptimalkan pendekatan pertemuan rutin seperti yang telah dilakukan selama ini yaitu konsultasi gratis setiap Senin pukul 15.30 di sekretariat DMI Kota Bandung Masjid Agung Al-Ukhuwah, setiap Jumat pukul 06.30-08.00 di Aula MUI Kota Bandung Jl. Term. Sadang Serang, ditambah dengan pertemuan rutin secara berkala setiap 1 bulan 1 kali di 1 Kecamatan untuk 30 Kecamatan secara bergantian. Dua pertemuan diatas telah dijalankan selama tahun 2007 dan berhasil mengukuhkan sekitar 20 kopsyah berbasis jamaah masjid, kopsyah tersebut diarahkan memiliki unit atau bentuk Baitul Maal wa Tamwil (BMT).
Sementara itu pembentukan Majlis Ta’Lim Bina Bandung Bermartabat akan dilaksanakan sebagai salah satu pembinaan yang bertujuan untuk mengajak masyarakat mendukung dan mensukseskan 7 program prioritas dan 5 gerakan yang dicanangkan oleh Bapak Walikota Bandung melalui bahasa agama.
Kegiatan ini menghadirkan sekitar 3100 undangan, terdiri dari 2200 Ketua Dewan Keluarga Masjid (DKM) se-Kota Bandung, 300 pengurus DMI dan PC DMI tingkat Kecamatan, 400 ustadz/ustadzah Majlis Ta’lim, 100 ulama dan tokoh, 100 undangan instansi dan lembaga (DPRD, Pemetintah, Orsos, Ormas dan stakeholder).
Kegiatan tersebut jika dilaksanakan secara bersama-sama, amanah dan istiqomah InsyaAllah akan menjadi solusi bagi umat sesuai dengan slogannya “ Masjid Berdaya, Umat Sejahtera” menuju “Bandung Bermartabat Kota Agamis 2008”. Wallahualam.(ha)
Selasa, Februari 26, 2008
Dewan Masjid Indonesia Kembangkan Ekonomi Umat Berbasis Masjid
Kapanlagi.com - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Tarmizi Taher mengatakan, DMI akan mengembangkan ekonomi dan kemakmuran umat dari masjid dengan membuka koperasi-koperasi sembako.
"Kita bekerjasama dengan Departemen Koperasi sedang menpersiapkan bagaimana kemakmuran umat bisa dibangkitkan dari masjid," kata Tarmizi Taher usai bertemu Wapres di Jakarta, Selasa.
Menurut Tarmizi kemungkinan akan dibangun koperasi yang menjual bahan-bahan pokok bertempat di masjid-masjid. Namun untuk itu, DMI sedang mencari manager-manager yang amanah yang akan mengelola hal tersebut.
Selain masalah peningkatan kemakmuran umat itu tambahnya DMI juga mengembangkan penceramah-penceramah atau ustad yang tidak hanya mendakwahkan kejayaan masa lampau tetapi kejayaan di masa mendatang.
Dalam kesempatan pertemuan tersebut, Wapres memberikan masukan ke DMI agar kegiatannya tidak terlalu mengawang-awang.
"Tetapi kembali ke hal-hal dasar, pertama ustad yang memberikan ceramah bisa memberikan hal-hal yang menarik, yang penyampaiannya menarik diatas mimbar," kata Tarmizi.
Ustad dan ulama-ulama tersebut tambah Tarmizi harus juga dijaga kesehatannya sehingga mereka merasa dihargai sehingga kepercayaan para khotib ini bisa dibina.
Selain itu, tambahnya dalam pembangunan masjid yang dinilai saat ini setiap pembangunan masjid hanya sekedar asal jadi saja. Menurut Tarmizi untuk itu perlu seorang direktur masjid yang berlatar belakang ilmu Arsitek sehingga dapat mendesain masjid secara sederhana dan mudah dilaksanakan.
Orang Indonesia diakui hanya berfikir terlalu banyak bicara hal-hal tidak mendetail. Padahal bicara masjid itu perlu keindahan, perlu kebersihan dan yang penting bisa mendatangkan kemakmuran.
Dengan demikian, tambah Tarmizi, Wapres mengharapkan makin banyak melibatkan masyarakat atau umat. Umat diajak ikut aktif dalam memakmurkan mesjid.
Dalam kesempatan tersebut DMI juga melaporkan sekaligus mengundang Wapres untuk hadir Rakernas DMI yang akan berlangsung di Jakarta tanggal 16 s/d 18 Maret 2007
"Kita bekerjasama dengan Departemen Koperasi sedang menpersiapkan bagaimana kemakmuran umat bisa dibangkitkan dari masjid," kata Tarmizi Taher usai bertemu Wapres di Jakarta, Selasa.
Menurut Tarmizi kemungkinan akan dibangun koperasi yang menjual bahan-bahan pokok bertempat di masjid-masjid. Namun untuk itu, DMI sedang mencari manager-manager yang amanah yang akan mengelola hal tersebut.
Selain masalah peningkatan kemakmuran umat itu tambahnya DMI juga mengembangkan penceramah-penceramah atau ustad yang tidak hanya mendakwahkan kejayaan masa lampau tetapi kejayaan di masa mendatang.
Dalam kesempatan pertemuan tersebut, Wapres memberikan masukan ke DMI agar kegiatannya tidak terlalu mengawang-awang.
"Tetapi kembali ke hal-hal dasar, pertama ustad yang memberikan ceramah bisa memberikan hal-hal yang menarik, yang penyampaiannya menarik diatas mimbar," kata Tarmizi.
Ustad dan ulama-ulama tersebut tambah Tarmizi harus juga dijaga kesehatannya sehingga mereka merasa dihargai sehingga kepercayaan para khotib ini bisa dibina.
Selain itu, tambahnya dalam pembangunan masjid yang dinilai saat ini setiap pembangunan masjid hanya sekedar asal jadi saja. Menurut Tarmizi untuk itu perlu seorang direktur masjid yang berlatar belakang ilmu Arsitek sehingga dapat mendesain masjid secara sederhana dan mudah dilaksanakan.
Orang Indonesia diakui hanya berfikir terlalu banyak bicara hal-hal tidak mendetail. Padahal bicara masjid itu perlu keindahan, perlu kebersihan dan yang penting bisa mendatangkan kemakmuran.
Dengan demikian, tambah Tarmizi, Wapres mengharapkan makin banyak melibatkan masyarakat atau umat. Umat diajak ikut aktif dalam memakmurkan mesjid.
Dalam kesempatan tersebut DMI juga melaporkan sekaligus mengundang Wapres untuk hadir Rakernas DMI yang akan berlangsung di Jakarta tanggal 16 s/d 18 Maret 2007
Sejarah Dewan Masjid Indonesia (DMI)
SEJARAH BERDIRINYA DEWAN MASJID INDONESIA (DMI)
Organisasi kemasjidan dirintis oleh para ulama, zuama antara lain :
1. KH.Taufiqrahman
2. May-Jend. H. Sudirman
3. Jend.Polisi (purn) H.Sutjipto Judodihardjo
4. Kol. H. Karim Rasyid
5. Brig.Jend.Raharjo dikromo
6. Kolonel.H.Soekarsono
7. H.Syarbaini Karim dan lain-lain
Dengan tekad dan harapan DMI menjadi organisasi kemasyarakatan dan wahana komunikasi pengelola masjid seluruh Indonesia yang melaksanakan gerakan dakwah, serta menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan pembinaan aqidah, ibadah, akhlak, ukhuwah, keilmuan, ketrampilan dan kesejahteraan umat.
Pada tanggal 1O Jumadil Ula 1392 H. bertepatan dengan tanggal 22 Juni 1972 akhirnya dibentuklah organisasi Dewan Masjid Indonesia dengan asas Islam dan bersifat sebagai organisasi independen yang mandiri dan tidak terkait secara struktural dengan organisasi sosial kemasyarakatan dan organisasi sosial politik manapun.
Dewan Masjid Indonesia (DMI) didirikan oleh 8 organisasi Kemasjidan, yaitu;
- Ikatan Masjid dan Mushalla Indonesia (IMAMI)
- Persatuan Masjid Indonesia (PERMI)
- Ikatan Masjid Indonesia (IKMI)
- Majelis Takmiril Masjid Muhammadiyah Hai ah Tak'miril Masjid Indonesia (HTMI)
- Ikatan Masjid dan Mushalla Indonesia Muttahidah (IMMIM)
- Majelis Kemasjidan Al-Washliyah Majelis Kemasjidan Majelis Dakwah Islamiyah (MDI).
Organisasi kemasjidan dirintis oleh para ulama, zuama antara lain :
1. KH.Taufiqrahman
2. May-Jend. H. Sudirman
3. Jend.Polisi (purn) H.Sutjipto Judodihardjo
4. Kol. H. Karim Rasyid
5. Brig.Jend.Raharjo dikromo
6. Kolonel.H.Soekarsono
7. H.Syarbaini Karim dan lain-lain
Dengan tekad dan harapan DMI menjadi organisasi kemasyarakatan dan wahana komunikasi pengelola masjid seluruh Indonesia yang melaksanakan gerakan dakwah, serta menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan pembinaan aqidah, ibadah, akhlak, ukhuwah, keilmuan, ketrampilan dan kesejahteraan umat.
Pada tanggal 1O Jumadil Ula 1392 H. bertepatan dengan tanggal 22 Juni 1972 akhirnya dibentuklah organisasi Dewan Masjid Indonesia dengan asas Islam dan bersifat sebagai organisasi independen yang mandiri dan tidak terkait secara struktural dengan organisasi sosial kemasyarakatan dan organisasi sosial politik manapun.
Langganan:
Komentar (Atom)